Short Story

Monday, August 28, 2006

 

JOmblo ItU MeNyeNaNgKaN

Oleh : ND. Mahesti
Pada hari itu kumasuki suatu rungan yang merupakan ruang belajarku. Di dalamnya kutemukan seorang teman kecilku bersama dengan kawan-kawan yang belum aku kenal. Aku merasa memasuki sebuah ruang yang tidak ada penghuninya, lalu kuberkenalan satu demi satu dengan mereka. Tiba-tiba kulihat sesosok cowok yang lumayan manis “gitu dech1”, namanya Sani. Aku tersenyum padanya. Tapi tak secuil senyum dia lontarkan padaku. Saat itupun aku merasa jengkel karena dicuekin dan akhirnya kuputuskan unutk tidak tersenyum lagi padanya. Perkenalanku dengannya belum terlanjutkan, tapi aku dan dia tetap teman walaupun sampai sekarang kita belum resmi kenalan. Cintaku berawal dari perantara seorang temanku, dengan kata lain “mak comblang”. Sebut saja Nana, dia menyukai Sani. Sani adalah orang yang tidak banyak bicara, cuek dan sifatnya pun agak keras. Aku dan teman-teman berniat untuk membantu Nana mendapatkan Sani. Nana sudah mencoba pendekatan sama Sani tapi gak ada respon sedikitpun dari Sani Akhirnya Nana memutuskan untuk “nembak” Sani, karena Sani orangnya “sok jaim”. Tapi pada saat Nana mau bicara dengan Sani, jusrtu Sani malah pergi dan gak menanggapi apa yang telah dikatakan Nana, “wuih….cuek banget!!!” aku selalu membantu Nana untuk mendapatkan Sani dan awalnya yang Sani begitu sombong sama Aku, tapi kini aku dan Sani bisa bercanda dan bisa tertawa-tawa. Nana yang melihat itu semua langsung “jealouse” dan “angry” padaku. Akhirnya aku jelaskan bahwa antara aku dan Sani hanyalah sebatas teman biasa “just friend nothing more”. Dan aku tetap membantu “ujarku!!”. Sampai tiba saatnya study lapang. Kegiatan penelitian keluar yang diadakan oleh sekolahku. Hubunganku dengan Sani semakin hari semakin dekat saja dan tanpa kusadari tumbuh rasa “feeling in love” yang tak bisa kupendam. Dalam bus itu kami hanya membicarakan Nana, tapi dia gak mau dikatakan kalau dia suka sama Nana. Bahkan dia malahan bilang kalau dia sayang Aku. Saat itupun walau dia bilang dengan bercanda hatikupun sudah senang bercampur sedih dan aku masih mementingkan seorang temanku. Hari-hari kulewati, Sani tambah baik dan pengertian banget padaku. Aku jadi semakin yakin kalu dia benar-benar suka padaku. Bulan puasa tiba, sekolahku mengadakan pesantren kilat, saat kegiatan itu berlangsung kami pun jadi tambah lengket “gitu dech! Hihihi…., jadi malu”. Aku juga gak nyangka, padahal, aku sendiri akan membantu temanku.
Seusai pesantren, hari Senin tepatnya dia datang ke rumahku. Dia bilang kalau dia suka denganku. Dan seketika itu perasaanku menjadi luluh dengan segala ucapannya. Dan saat itu juga aku menjawabnya “bahwa aku juga sayang kamu, San?”. Itu hanya ungkapan hatiku dan hatinya. Suatu hari dia mengungkapkan isi hatinya padaku, aku hanya bisa dia seribu bahasa, bibirku tak dapat mengucap satu kata pun. Aku bicara, “aku gak bisa menjawabnya saat ini dan aku juga gak enak dengan temanku”. Dia msih terus menungguku . aku tetap mempertahankan prinsipku dari dulu hingga kini. “ akju tetap gak mau jadian”. Karena setiap ada cowok yang dekat denganku hanya aku anggap sebagai teman biasa saja. tapi Sani berbeda!!! Aku masih mau menjawbnya kalau aku juga suka sama dia. Tibalah juga kahir semester tak kusadari dia teringat dan menagih janjinya. Aku sangat cuek tak begitu memikirkannya. Ditemuinya aku, di datang kerumahku, akhirnya kujawab, Sani…aku juga suka kamu tapi aku gak mau jadian denganmu”. Kita cukup tahu kalau kita sama-sama suka. Karena dari dulu aku menyandang predikat “JOMBLO” dan aku gak mau mencoreng status jombloku dengan berpacaran. Disamping dapat mengganggu pelajaranku, aku juga masih terlalu kecil unutk merasakannya. Ya…..itulah awal perkenalanku dengan Sani.
Hubunganku dengan Sani hanya sebatas di sekolah, kalu tidak pada wait hiburan dia gak pernah main kerumahku lagi. dia tidak pernah telepon aku bahkan SMS pun tak ada. Hampir tiap malam, akhir-kahir aku sering SMS dan miscall dia, tapi dianya gak mau pernah balas. Aku gak ngerti apa maksudnya begitu pula dengan maunya. Di pernah bilang kalau dia suka banget dan sayang padaku, tapi kenapa dia gak pernah ngertiin aku. Padahal aku sudah mencoba untuk mengerti dan memahaminya. Tapi apa yang kudapat hanyalah caci maki belaka. Seolah-olah semua itu kesalahan ada pada diriku, “apakah aku ini gak pantas singgah di hatinya?”. Aku sudah mencoba membuat Sani bahagia. Karena hanya itulah tujuanku, “aku ingin membahagiakan Sani”. Semua teman-temannya dan bahkan tamanku sendiri pun ikut memarahiku, katanya “aku tidak boleh bersikap kayak begitu sama Sani”. Mereka tidak pernah bisa mersakan apa yang sedang kurasakan. Dalam hati kecilku ini…..aku sangat kecewa, tapi rasa kecewa itu tidak dapat hilang begitu saja.
Kucoba tuk terus tegar dan menahan perasaan yang begitu dalam. Tapi aku tidak bisa menahan air mata kesedihan ini. malam ini aku SMS Sani, tapi tidak dibalas juga. Kemudian aku kirim lagi….
“San aq mrh ma km sebel ma km aq dah coba ngertiin km tp km g prnh ngertiin aq. Km g prnh lg tlp aq, km g prnh sms aq lg, itu semua bi kumengerti. Tp knp km g prnh bls smsq? Aq g tau pa mksdmu, aq g ngerti apa yg km mau aq bs trs bertahan”
sesekali hpku berbunyi sebentar, tandanya ada SMS masuk, eh…dan ternyata Sani. Dia bilang….
“Maafin aq y mgkn km dah ga’ “itu” lg ma aq. Aq jg tau km sebel bgt ma aq. Aq sdr kl aq g sprt yg km inginkan. Sekarang terserah km I love you.
Aku gak nyangka banget dia bisa bilang seperti itu. Aku kecewa banget sama Sani. Kutup pintu kamarku, aku menangis dan tak pernah kusangka aku akan kecewa seperti ini, kutegarkan diriku, kubangkit dari kesedihanku dan kubergegas pergi keluar mencari udara segar. Aku sudah gak tahan dan gak kuat lagi. setelah ku pulang kubuka hpku ternyata ada SMS masuk lagi,
From Sani :
“Hesti maafin aq y aq mhn km bs ngertiin aq & jadikan aq pertama dan terakhir bagimu, (pengeranmu)”
lalu kubalas :
“San aq dah cb ngertiin dan pahami km tp apa? Yg qdpt hny cacimaki n mua kesalahan seolah-olah da pdku. U/ yg terakhir kalinya aq mnt maaf coz aq dah menuntut yang lebih darimu”
send..
tidak dibalasnya smsku lalu aku pun berfikir meungkinkah dia mau melupakanku. Di antara kami memang tidak ada yang mau mengalah. Kami berdua sama-sama egois, dan aku gak mau mengalah lagi. biarlah cintaku dan dia berakhir dengan kepedihan, dan kini aku hanya bisa pasrah pada tuhan. Aku yakin Tuhan akan memberikan yag terbaik bagiku.

Saturday, August 12, 2006

 

Selamat Datang

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Archives

August 2006  

This page is powered by Blogger. Isn't yours?